KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah
menurunkan Al Kitab kepada hamba-Nya dan dia tidak mengadakan kebengkokan di
dalamnya.Dengan pentunjuk-Nya yang mulia itu.Dia membimbing manusia dari lembah
kehinaan yang berlumuran dosa menuju lembah kemuliaan yang di penuhi pahala dan
ridho-Nya
Selanjutnya,kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah
membantu proses rampung makalah ini.Semoga tercatat di sisi Allahh sebagai amal
saleh bagi mereka,Amin.
Penyusun menyadari, bahwa penyusunan makalah
ini tak terlepas dari berbagai kekurangan dan kesalaha.Oleh karena itu harap kritik dan saranya demi perbaikan
penyusunan makalah berikutnya.
Dan semoga catatan kecil ini mampu
menambah wawasan dan manfaat bagi kita
semua,Amin.
KENDARI...............................,2015
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ................................................................................................... 3
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................... 3
C.
Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengeretian
Modul............................................................................................. 4
B. Ciri-ciri/ Karakteristik
Modul............................................................................. 4
C. Teknik Pengembangan Modul........................................................................... 5
D. Langkah-langkah
Pengembangan Modul........................................................... 7
E. Langkah-langkah
Penyusunan Modul................................................................ 8
F.
Komponen-komponen
Modul.............................................................................8
G. Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Modul.............................................. 11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................................... 13
B.
Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saya yakin
bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam tulis menulis, apakah itu menulis
surat, menulis materi untuk diklat atau mungkin menulis buku maupun
tulisanlainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memilikipengalaman khusus
dalam menulis modul. Karena modul inidiharapkan membekali Anda pengetahuan
dasar tentangproses pengembangan modul diklat. Modul ini isinyamenjelaskan
tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utamaModul ini adalah langkah-langkah
penulisan modul. Namundemikian sebelum uarian tentang penulisan modul,
dijelaskanpula tentang konsep dasar modul dan berbagai carapengembangannya.
Dalam prosedur pengembangan modullangkah-langkahnya adalah perencanaan,
penulisan, reviewdan revisi serta finalisasi.Tujuan modul ini adalah untuk
membimbing Anda secaraumum dalam merencanakan dan mengembangkan modul.Karena
itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyakberisi tentang hal-hal
atau rambu-rambu yang perludiperhatikan dalam menulis modul.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang di maksud dengan Modul
Pembelajaran ?
2.
Bagaimana ciri-ciri/karakterstik Modul
pembelajaran ?
3.
Bagaimana langkah-langkah dalam
pengembangan modul ?
4.
Bagaimana langakah-langkah dalam
penyusunan modul ?
5.
Apa kelebihan dan kekurangan dalam
menggunakan Modul ?
C. Tujuan
1.
Untuk Mengetahui yang di maksud
dengan modul pembelajaran
2.
Untuk mengetahui
ciri-ciri/karakteristik modul pembelajaran
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan
modul
4.
Untuk mengetahui langkah-langkah
dalam penyusunan modul
5.
Untuk mengethaui kelebihan dan
kekurangan dalam menggunakan modul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengeretian Modul
Modul pembelajaran merupakan satuan program
belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara
perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional)
(Winkel, 2009:472).
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128).
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128).
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.
B. Ciri-ciri/ Karakteristik Modul
1) Bersifat self-instructional.
Pengajaran
modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari bahan
pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul
menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan,
melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2)
Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran
melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena
modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar
sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3) Adanya asosiasi, struktur, dan
urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan
maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur
pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan
kegiatan belajar secara teratur.
4)
Penggunaan berbagai macam media (multi media)
Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media
pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap
kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul
bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
5) Partisipasi aktif dari siswa
Modul
disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul
tersebut bersifat self instructional,
sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
6) Adanya
reinforcement langsung terhadap respon siswa
Respon
yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat
koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan
dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah
disediakan.
7). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa
atas hasil belajarnya
Dalam
pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga
darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat
penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
C. Teknik Pengembangan Modul
Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui
tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan
modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah,
bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa
buku teks yang bersifat sangat formal.
Ada tiga teknik
yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut
Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi,
dan penataan informasi:
1. Menulis Sendiri (Starting from
Scratch)
Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru
adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan
menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk
menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan
kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu
selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat
diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang
disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum
dalam silabus.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information
Repackaging)
Penulis/guru
tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi
yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi
karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian
disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan
umpan balik.
3.
Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip
dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang
dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel,
dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan
dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan
disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak
digunakan.
D. Langkah-langkah Pengembangan Modul
Langkah-langkah
penulisan modul terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Tahap Uji Coba
Suatu modul
yang telah selesai disusun, sekalipun penyusunannya sudah menempuh
langkah-langkah yang baik (penyusunan draft 1, dan draft 2), namun tetap
diperlukan perbaikan baik yang menyangkut isi maupun efektivitasnya. Kegiatan
perbaikan yang dimaksud adalah melalui review dan uji coba. Proses review dan
uji coba dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan dari beberapa orang terhadap
modul yang Anda susun, sehingga akan diperoleh masukan dalam upaya perbaikan
modul yang telah selesai disusun.
Uji coba modul yang dimaksudkan di
sini adalah mencobakan draft modul kepada beberapa orang sampel sasaran
belajar calon peserta diklat, caranya:
- mintalah mereka mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil review.
- Mereka diminta mempelajari selama satu sampai dua jam, amati selama kegiatan pembelajaran mereka.
- Teliti apakah mereka memiliki pengetahuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul yang Anda tulis.
- Jelaskan tujuannya, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan uji coba modul.
- Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara wajar.
- Amati bagaimana mereka mempelajari modul itu.
- Amati dari mana mereka memulainya, bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas dalam modul.
- Amati apakah ada hal-hal yang membuat mereka bbosan/jenuh atau mengalami kesulitan.
- Jika diantara mereka ada yang telah selesai, berilah tes untuk mengaktifkan apakah mereka telah belajar.
- Hasil uji coba yang Anda lakukan hendaknya dijadikan dasar untuk merevisi modul Anda.
2.
Tahap
Perencanaan
Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap
perencanaan. Demikian pula halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga
atau institusi akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan
biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu
orang yang menguasai suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum
dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang
metodologi pengajaran dan juga kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang
memahami tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam
hal ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu penulis. Tahap
perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul, agar bahan
belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan yang baik
bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan
tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik.
3.
Penulisan
Penulis
hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaansehingga ia benar-benar
mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan.
Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-Garis Besar
Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis IsiPembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan
dijadikanpedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakancetak biru (blueprint)
bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik
yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,dan cakupan materi.
(matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya)
4. Percetakan
Percetakan
di lakukan apa apabila modul sudah sempurnah dan bisa di gunakan.
E. Langkah-langkah Penyusunan Modul
Langkah-langkah penyusuan kerangka
modul adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan
atau merumuskan tujuan instruksional umum menjadi tujuan instruksional khusus.
2. Menyusun
butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus.
3. Mengidentifikasi
pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan khusus.
4. Menyusun
pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
5. Menyusun
langkah-langkah kegiatan belajar siswa.
6. Memeriksa
langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan.
7. Mengidentifikasi
alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul itu.
F. Komponen-komponen Modul
Komponen-komponen
utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata pelajaran,
pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman,
tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut akan
dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata
pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran.
Perlu dipahami
bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat
tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja
satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata
pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat
tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan
mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup
kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun
siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.
2.
Pendahuluan
Pendahuluan
suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu,
dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
v Cakupan isi
modul dalam bentuk deskripsi singkat
v Indikator
yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
v Deskripsi
perilaku awal (entry behaviour) yang
memuat pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau
seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring)
dari pembahasan modal itu.
· Relevansi,
yang terdiri atas:
1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni
dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata
pelajaran (cross reference)
2)
Pentingnya
mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan tugas guru
secara profesional
·
Urutan butir
sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
·
Petunjuk
belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai
dengan baik.
3. Kegiatan
Belajar
Bagian ini
merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini
terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi
tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu,
tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah
diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci
tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh.
Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian
seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh.
Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau
kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang
untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan
kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
4. Latihan
Latihan adalah
berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah
membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar
secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan
belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik
setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di
sela-sela uraian atau di akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan latihan:
a.
Relevan
dengan materi yang disajikan
b.
Sesuai
dengan kemampuan siswa
c.
Bentuknya
bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d.
Bermakna
(bermanfaat)
e.
Menantang
siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran
5.
Rambu-rambu Jawaban latihan
Rambu-rambu
jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam
mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk
mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan
atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.
6.
Rangkuman
Rangkuman
adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu
modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan
proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam
pikiran siswa.
7.
Tes Formatif
Tes formatif merupakan tes untuk mengukur
penguasaan siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu
kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan
selanjutnya.
8.
Kunci Jawaban Tes Formatif
Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir
suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes
formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman
tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa
melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau
salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada
pada lembar ini. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya
terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi
petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Modul
v
Kelebihan
Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Belajar
menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab
terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat
menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan
tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
v Kekurangan Pembelajaran
dengan Menggunakan Modul
Belajar
dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan belajar mandiri. Namun
Pembelajaran dengan menggunakan modul mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai
berikut :
- Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
- Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.
- Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pengertian
modul di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu
bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk
dipelajari secara mandiri.
1.
Bersifat self-instructional
2.
Pengakuan atas
perbedaan-perbedaan individual
3.
Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
4.
Penggunaan berbagai macam media (multi media)
5.
Partisipasi aktif dari siswa
6.
Adanya reinforcement
langsung terhadap respon siswa. Adanya
evaluasi terhadap pe
7.
penguasaan siswa atas hasil
belajarnya
1. Tahap Uji
Coba
2.
Tahap Perencanaan
a. Penulisan
b. Percetakan
1. Menetapkan
atau merumuskan tujuan instruksional umum menjadi tujuan instruksional khusus.
2. Menyusun
butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus.
3. Mengidentifikasi
pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan khusus.
4. Menyusun
pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
5. Menyusun
langkah-langkah kegiatan belajar siswa.
6. Memeriksa
langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan.
7. Mengidentifikasi
alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul itu.
Belajar menggunakan modul sangat
banyak manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya
sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu,
sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka
pembelajaran semakin efektif dan efisien.
dalam
pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang mendasar
yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu yang lama
dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan ketekunan
tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus memantau proses belajar siswa.
B. Saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini
tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, oleh
karena itu di butuhkan kritik dan saranya untuk memperbaiki makalah
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan
Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung
Vembriarto,
St. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta.
Utomo,
Tjipto. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Sungkono, dkk.
(2003). Pengembangan Bahan Ajar.
Yogyakarta: FIP UNY.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan
Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar