Senin, 19 Oktober 2015

Prosedur Pengembangan Modul



KATA PENGANTAR
     Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Kitab kepada hamba-Nya dan dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.Dengan pentunjuk-Nya yang mulia itu.Dia membimbing manusia dari lembah kehinaan yang berlumuran dosa menuju lembah kemuliaan yang di penuhi pahala dan ridho-Nya
    Selanjutnya,kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu proses rampung makalah ini.Semoga tercatat di sisi Allahh sebagai amal saleh bagi mereka,Amin.
   Penyusun menyadari, bahwa penyusunan makalah ini tak terlepas dari berbagai kekurangan dan kesalaha.Oleh karena itu  harap kritik dan saranya demi perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Dan semoga catatan kecil ini mampu menambah wawasan dan manfaat   bagi kita semua,Amin.





                                                                                                                                 
 KENDARI...............................,2015 





DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................................... 3
B.     Rumusan Masalah............................................................................................... 3
C.     Tujuan................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengeretian Modul............................................................................................. 4
B.     Ciri-ciri/ Karakteristik Modul............................................................................. 4
C.     Teknik Pengembangan Modul........................................................................... 5
D.    Langkah-langkah Pengembangan Modul........................................................... 7
E.     Langkah-langkah Penyusunan Modul................................................................ 8
F.      Komponen-komponen Modul.............................................................................8
G.    Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Modul.............................................. 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 13
B.     Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14








  
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam tulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materi untuk diklat atau mungkin menulis buku maupun tulisanlainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memilikipengalaman khusus dalam menulis modul. Karena modul inidiharapkan membekali Anda pengetahuan dasar tentangproses pengembangan modul diklat. Modul ini isinyamenjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utamaModul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Namundemikian sebelum uarian tentang penulisan modul, dijelaskanpula tentang konsep dasar modul dan berbagai carapengembangannya. Dalam prosedur pengembangan modullangkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, reviewdan revisi serta finalisasi.Tujuan modul ini adalah untuk membimbing Anda secaraumum dalam merencanakan dan mengembangkan modul.Karena itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyakberisi tentang hal-hal atau rambu-rambu yang perludiperhatikan dalam menulis modul.
B. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang di maksud dengan Modul Pembelajaran ?
2.      Bagaimana ciri-ciri/karakterstik Modul pembelajaran ?
3.      Bagaimana langkah-langkah dalam pengembangan modul ?
4.      Bagaimana langakah-langkah dalam penyusunan modul ?
5.      Apa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan Modul ?

C. Tujuan
1.      Untuk Mengetahui yang di maksud dengan modul pembelajaran
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik modul pembelajaran
3.      Untuk  mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan modul
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan modul
5.      Untuk mengethaui kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan modul











BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengeretian Modul
       Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar  yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel, 2009:472).

      Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).

     Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128).

     Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.

    Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.
B. Ciri-ciri/ Karakteristik Modul           
   1)      Bersifat self-instructional.
                  Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
   2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual      
            Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.

   3)  Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
   Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur.
   4)      Penggunaan berbagai macam media (multi media)
            Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
   5)      Partisipasi aktif dari siswa
            Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
   6) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa
            Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.
   7).  Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya
            Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya.
C. Teknik Pengembangan Modul
       Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.
Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi:
1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
   Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
2.   Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
   Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik.
3.  Penataan Informasi (Compilation)
   Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.
D. Langkah-langkah Pengembangan Modul
   Langkah-langkah penulisan modul terbagi menjadi dua, yaitu :
1.      Tahap Uji Coba
            Suatu modul yang telah selesai disusun, sekalipun penyusunannya sudah menempuh langkah-langkah yang baik (penyusunan draft 1, dan draft 2), namun tetap diperlukan perbaikan baik yang menyangkut isi maupun efektivitasnya. Kegiatan perbaikan yang dimaksud adalah melalui review dan uji coba. Proses review dan uji coba dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan dari beberapa orang terhadap modul yang Anda susun, sehingga akan diperoleh masukan dalam upaya perbaikan modul yang telah selesai disusun.
            Uji coba modul yang dimaksudkan di sini adalah mencobakan  draft modul kepada beberapa orang sampel sasaran belajar calon peserta diklat, caranya:
  • mintalah mereka mempelajari draft modul yang  telah diperbaiki berdasarkan hasil review.
  • Mereka diminta mempelajari selama satu sampai dua jam, amati selama kegiatan pembelajaran mereka.
  • Teliti apakah mereka memiliki pengetahuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari  modul yang Anda tulis.
  • Jelaskan tujuannya, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan uji coba modul.
  • Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara wajar.
  • Amati bagaimana mereka mempelajari modul itu.
  • Amati dari mana mereka memulainya, bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas dalam modul.
  • Amati apakah ada hal-hal yang membuat mereka  bbosan/jenuh atau mengalami kesulitan.
  • Jika diantara mereka ada yang telah selesai, berilah tes untuk mengaktifkan apakah mereka telah belajar.
  • Hasil uji coba yang Anda lakukan hendaknya dijadikan dasar untuk merevisi modul Anda.
2.      Tahap Perencanaan
Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap perencanaan. Demikian pula halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam hal ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu penulis. Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik.
3.      Penulisan
Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaansehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis IsiPembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikanpedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakancetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya)
4.      Percetakan
Percetakan di lakukan apa apabila modul sudah sempurnah dan bisa di gunakan.
E. Langkah-langkah Penyusunan Modul
            Langkah-langkah penyusuan kerangka modul adalah sebagai berikut:
1.      Menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum menjadi tujuan instruksional khusus.
2.      Menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus.
3.      Mengidentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan khusus.
4.      Menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
5.      Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar siswa. 
6.      Memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan.
7.      Mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul itu.
F. Komponen-komponen Modul
            Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
   Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran.
   Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.
   2. Pendahuluan
   Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
v  Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
v  Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
v  Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
·    Relevansi, yang terdiri atas:             
1)      Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference)
2)      Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional
·         Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
·         Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.
3. Kegiatan Belajar                                                   
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
4.      Latihan
   Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan:
a.       Relevan dengan materi yang disajikan
b.      Sesuai dengan kemampuan siswa
c.       Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d.      Bermakna (bermanfaat)
e.       Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f.       Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran
5.   Rambu-rambu Jawaban latihan
   Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.
6.  Rangkuman
   Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran siswa.
7.  Tes Formatif
     Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya.
8.         Kunci Jawaban Tes Formatif                                   
   Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Modul
v  Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
            Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.


v Kekurangan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan belajar mandiri. Namun Pembelajaran dengan menggunakan modul mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
  1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
  2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum  matang pada khususnya.
  3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan

















BAB III
   PENUTUP
A. Kesimpulan
            Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.
           
1.      Bersifat self-instructional
2.      Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
3.      Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
4.      Penggunaan berbagai macam media (multi media)
5.      Partisipasi aktif dari siswa
6.      Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa.  Adanya evaluasi terhadap pe
7.      penguasaan siswa atas hasil belajarnya

1.      Tahap Uji Coba
2.      Tahap Perencanaan
a. Penulisan
b. Percetakan
1.      Menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum menjadi tujuan instruksional khusus.
2.      Menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus.
3.      Mengidentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan khusus.
4.      Menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
5.      Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar siswa. 
6.      Memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan.
7.      Mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul itu.
Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
dalam pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu yang lama dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus memantau proses belajar siswa.

B. Saran
            Dengan adanya penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, oleh karena itu di butuhkan kritik dan saranya untuk memperbaiki makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung
Vembriarto, St. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta.
Utomo, Tjipto. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerb










Tidak ada komentar:

Posting Komentar